Selasa, 16 Februari 2010

Suara Hati Akhwat : Sudah Siapkah Antum Ta’aruf Pada Kami......?

Tulisan dari blog ttg d MP

Bismillah...

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
[Q.S, Al-Hujuraat:13]

Allah telah menganugrahkan pada kita perasaan suka pada lawan jenis,
dan itu dibenarkan oleh syari’at, bahkan dianjurkan utk menyalurkan
perasaan tsb dlm pernikahan. Saat perasaan tsb muncul pd seseorang,
maka Islam menganjurkan utk dibingkai dlm rangka ibadah pada Allah
yaitu dlm sebuah pernikahan. Untuk menuju proses kesana ada sebuah
proses untuk ‘mengenal’ lebih dalam calon istri/suami, yaitu proses
ta’aruf.

Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya,
yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses
sampai tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah
skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar,
keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi
pilihan. Hidup adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.

Dalam proses ta’aruf ini demi menjaga perasaan kami para akhwat, Umi
ingin titip pesan pada para ikhwan yang sdh memutuskan hendak
melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat;

Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak
sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah
melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk
meneruskannya.

Mengertilah keadaan kami para akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kami para
akhwat itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan.
Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk suka
disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.

Saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang
lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk
menolak. Karena kami para akhwat diperintahkan oleh Rasulullah utk
menerima bila ada seorang yg bagus agama dan akhlaqnya datang pada kami.

Sekali lagi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu
memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah
memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar
siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan
suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata
ta’aruf, karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.

Disamping itu, dalam menjalani proses ’ta’aruf’, biasanya memerlukan
sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu
halaman ruman antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian
timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu
rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang,
bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona,
kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami
memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan
dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi itu semua belum halal bagi
kami. Kami para akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di
tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami
lupa akan tujuan semula.

Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan
kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi
setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata
pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat
membukakannya. Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping.

Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah
kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum
bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras
rumah dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada
sebuah kejelasan.

Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang
antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan
segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum
memang bukan tempat berlabuhnya hati kami. Ada rumah lain yang siap
menjadi tempat bernaung dari teriknya matahari dan derasnya hujan di
luar sana.

Kami para akhwat tak ingin mengkhianati calon suami kami yang
sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata
istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama
di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta sebelum
nikah (baca:nafsu) adalah cobaan. Cinta yg tdk halal itu akan cenderung
untuk mengajak berbuat maksiat. Langkah-langkah syetan yang akan
menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk
membungkus suatu kemaksiatan bukan? tolong hargai kami sebagai saudara
antum. Kami para akhwat bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan
yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah
petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera
jemput kami.

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum
menjemput. Tentunya kita menginginkan kata ’berkah’ di awal, di tengah,
sampai di ujung pernikahan bukan? Hanya Ridho dan keberkahanNya lah
yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Jika antum
sudah merasa mantap, jika antum yakin yakin bahwa dialah bidadari yang
akan menghias istana antum, jemput kami segera dg cara yang ahsan,
tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho
dan keberkahanNya.

Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon
qowwam kami dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan
melahirkan generasi rabbani penyeru dan pembela agama ALLAH.

…….dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)….[Q.S,
An-Nuur:26]

Wallahu’alamBishowab


inspiring from http://aslamiyah.cybermq.com/post/detail/9892/sudah-siapkah-antum-tarsquo;aruf-pada-kami

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Arsitek Peradaban Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template