Perbedaan paling nyata antara agama Islam dengan agama lain adalah masalah originalitas. Alasan kita untuk tetap memeluk Islam adalah karena hanya Islam saja agama yang masih utuh terjaga orisinalitasnya, tidak tercampur dengan unsur kreasi dan rekayasa manusia.
Agama samawi yang pernah Allah turunkan sudah cukup banyak, bahkan tidak kurang 124.000 nabi dan rasul telah diutus. Tapi nyaris tak satu pun yang selamat dari penodaan tangan-tangan manusia, termasuk penyelewengan dan pemutar-balikan.
Maka ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW, semua agama yang pernah diturunkan sebelumnya dibatalkan dan tidak berlaku lagi. Cukup satu agama saja yang berlaku dan cukup satu nabi saja yang dijadikan rujukan, yatiu agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.
Apa yang diajarkan oleh beliau, maka itulah agama Islam. Sebaliknya, apa yang tidak beliau ajarkan, berarti hal itu bukan bagian dari agama Islam.
Gerakan shalat yang kita lakukan setiap hari tidak lain adalah gerakan yang beliau ajarkan. Asal gerakan-gerakan itu bersumber dari Allah SWT, yang disampaikan melalui malaikat Jibril alaihissalam. Saat malam mi'raj diperintahkan shalat 5 waktu, keesokan harinya Jibril datang kepada Nabi SAW mencontohkan semua bentuk gerakan shalat 5 waktu.
Rasulullah SAW diminta memperhatikan tata cara gerakan shalat yang didemonstrasikan oleh malaikat yang paling mulia itu, kemudian beliau SAW mengikuti gerakan-gerakan itu dengan seksama.
Setelah itu, barulah di depan para shahabat, beliau mempraktekkan gerakan-gerakan shalat yang baru saja beliau saksikan langsung dengan kedua bola mata beliau dari gerakan malaikat Jirbil. Para shahabat diminta untuk memperhatikan dengan seksama, seraya beliau bersabda,"Shalat lah kalian sebagaimana kalian melihat aku melakukan shalat".
Maka seluruh shahabat menjalankan gerakan shalat persis sebagaimana mereka melihat dan menyaksikan langsung Rasulullah SAW melakukannya.
Gerakan-gerakan itu adalah ritual ibadah yang asli dan original datang langsung dari Sang Pencipta alam semest, Allah SWT. Diturunkan sebagai tata cara ritual bagaimana menyembah-Nya. Dimana Allah SWT hanya ridha kalau disembah dengan cara demikian.
Seandainya gerakan-gerakan itu diganti, atau dimodifikasi, atau dikarang-karang sendiri oleh otak manusia, sudah bisa dipastikan bahwa Allah SWT tidak akan ridha. Bahkan meski seseorang berniat untuk mempersembahkan sebuah koreografi gerakan peribadatan yang dahsyat, tetap saja Allah SWT tidak akan menerimanya sebagai bentuk peribadatan.
Sebab Allah SWT sudah menetapkan kehendak-Nya. Dia tidak mau disembah kecuali dengan gerakan-gerakan ritual khusus yang Dia sendiri menentukannya.
Walhasil, gerakan-gerakan itu memang semata-mata gerakan 'magis', yang kita tidak pernah tahu kenapa harus demikian. Allah SWT ketika memerintahkan gerakan-gerakan itu kepada Nabi-Nya lewat Jibril, tidak menyertakan rahasia atau makna, apalagi manfaat dari semua itu.
Maka siapa pun yang mencoba untuk mencari makna, apalagi mengaku-ngaku mengetahui rahasia yang tersembunyi di balik semua gerakan itu, kita sepakat bahwa pastilah semua itu hanya dusta penuh hayal yang cuma sekedar hasil kerjaan imajinasi otak manusia. Sama sekali tidak diridhai Allah SWT, bahkan sebaliknya, malah mendatangkan murka dari-Nya, karena telah berani-beraninya mencampuri apa yang menjadi hak dan wewenang Allah.
Itulah perbedaan paling prinsipil antara ritual ibadah dalam Islam dengan ritual ibadah dalam agama paganis para penyembah berhala. Tata cara ibadah ritual dalam Islam telah diatur sedemikian rupa langsung oleh Allah, dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Tanpa sedikit pun campur tangan kretifitas manusia.
Sedangkan ritual ibadah agama selain Islam, baik yang dilakukan oleh kalangan penyembah berhala, atau pun agama samawi lain yang sudah tidak berlaku lagi, mereka dengan sepenuh kreatifitas imajinasi, serta dengan luapan hayal yang tinggi, berlomba-lomba menciptakan berbagai macam bentuk ritual peribadatan.
Tentu saja sembari masing-masing berusaha memaknai setiap gerakan ritual itu, tentu sesuai dengan nafsu, rasa, cara pandang, dan selera masing-masing. Agama-agama itu hanyalah sesuatu yang diciptakan oleh tangan-tangan kreatif manusia, persis seperti seni budaya yang merupakan hasil akal budi. Ibarat pencak silat dimana sang suhu menciptakan berbagai macam kreasi jurus, semua adalah hasil pemikiran akal. Tiap jurus memang mengandung makna tertentu.
Semua itu tidak berlaku pada ritual ibadah shalat dalam Islam. Tidak ada satu pun yang behak menjelaskan rahasia dan makna di balik tiap gerakan shalat, karena gerakan-gerakan itu memang bukan untuk diterjemahkan maknanya. Gerakan itu untuk dijalankan sebagai bentuk perintah dalam beribadah.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
0 comments:
Posting Komentar